Rabu, 24 Mei 2017

pengertian ilmu rijal hadits

A. Pengertian Ilmu Rijalul Hadits Menurut Achmad Usman (1982: 9), Ilmu Rijalul Hadits merupakan ilmu yang terpenting dalam ulumul hadits, karena ulumul hadits membahas sanad dan matan, sedangkan Rijalul Hadits ialah orang-orang yang meriwayatkan hadits, maka merekalah yang menjadi objek ilmu rijal hadits yang terdiri dari satu taraf ilmu hadits. Ilmu sejarah perawi merupakan ilmu yang mengenalkan perawi hadits dari segi yang berhubungan dengan periwayatan hadits, yakni menerangkan keadaan-keadaan para perawi, tanggal lahirnya, wafatnya guru=guru atau ilmu yang membahas tentang para perawi dan biografinya dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabiu’ tabi’in. (Nuruddin, 1994: 128) Sedangkan menurut Teungku Muhammad Hasbi Ash-Siddiqi (2009: 113) “Ilmu Rijalul Hadist adalah ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, tabi’in maupun dari angkatan sesudahnya. B. Cabangcabang Ilmu Rijalul Hadits Adapun cabang=cabang ilmu rijalul hadits menurut Aceng Zakaria (2014: 209) adalah sebagai berikut: 1. Ilmu Jarah Wa Ta’dil Jarah menurut bahasa ialah mashdar dari jaraha=yajrahu, yaitu apabila terjadi luka pada badannya yang mengakibatkan darahnya mengalir darinya. Sedangkan menurut istilah ialah nampaknya sifat atau cacat yang merusak ‘adalah seorang rawi atau merusak hafalan dan kecerdasannya yang mengakibatkan gugur, lemah atau tertolak riwayatnya. Dalam arti lain jarah artinya cacat, yaitu sifat=sifat yang negatif yang membuat seseorang ditolak haditsnya, seperti pendusta atau pelupa atau cacat yang lainnya. Sedangkan Tajrih yaitu mensifati seorang rawi dengan sifat=sifat (cacat=cacat yang menuntut lemah dan tidak diterima riwayatnya. Adapun Ta’dil ialah mensifati seorang rawi dengan sifat=sifat yang bersih, maka nampaklah ‘adalahnya dan diterimalah berita atau riwayatnya. Atau dengan kata lain ta’dil ialah pernyataan atau penilaian bahwa seseorang itu jujur, tidak pernah berdusta, hafalannya kuat dan yang lainnya yang membuat orang tersebut dapat diterima haditsnya. Dengan demikian, maka diketahuilah bahwa jarah dan ta’dil ialah suatu ilmu untuk meneliti perihal identitas rawi dari segi dapat diterima atau ditolaknya riwayatnya. 2. Ilmu Tarikh ar- Ruwwah Ilmu tarikh ar- ruwwah ialah ilmu untuk mengetahui para perawi hadits yang berkaitan dengan usaha periwayatan mereka terhadap hadits. Dengan ilmu ini akan diketahui keadaan dan identitas para perawi, seperti kelahirannya, wafatnya, guru-gurunya, masa, atau waktu mereka mendengar hadits dari gurunya, siapa yang meriwayatakan hadits darinya, tempat tinggal mereka, dan lain-lain. Sebagai bagian dari ilmu Rijal al- Hadits, ilmu ini mengkhususkan pembahasanya secara mendalam pada sudut kesejarahan dari orang-orang yang terlibat dalam periwayatan Jadi ilmu tarikh ar-ruwah ini merupakan senajata yang ampuh untuk megetahui keadaan rawi yang sebenarnya, terutama untuk membongkar para perawi. C. Faktor faktor Adanya Ilmu Rijalul Hadits Ilmu Rijalul Hadis muncul karena beberapa faktor yang mendorongnya. Diantaranya ada 3 faktor yang melatarbelakangi adanya ilmu rijalul hadits yaitu sebagai berikut: a. Faktor Objektif Tidak seluruh hadits diriwayatkan secara mutawatir, bahkan sebagian besar hadits diriwayatkan secara ahad, meskipun keahadan sanad ada di tingkat sahabat. Sehingga muncul keraguan akan keotentikan hadits yang diriwayatkan secara ahad. b. Faktor Historis Jika dilihat dari sejarah, proses kodifikasi hadits terjadi pada masa yang sangat jauh dari wafatnya Rasulullah SAW, sehingga muncul keraguan akan keotentikan hadits apakah memang benar-benar berasal dari Rasulullah SAW atau tidak. c. Faktor Normatif Faktor normatif yang melatarbelakangi munculnya ilmu rijalul hadits ialah firman Allah SWT dalam QS. Al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِين “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Depag, 2011: 516). (http://dokumen.tips/documents/rijalul-hadits-55a0bba436580.html) D. Riwayat Hidup Beberapa Tokoh Sahabat yang Banyak Meriwayatkan Hadits Dari sekian banyak sahabat, sudah tentu di antara mereka itu mempunyai kelebihan satu sama lain dalam meriwayatkan hadits=hadits. Menurut Achmad Usman (1982: 13) di antara para sahabat yang meriwayatkan lebih dari 1000 hadits, mereka ada 7 orang, yakni: 1. Abu Hurairah Abu Hurairah adalah seorang tokoh yang paling banyak meriwayatkan hadits, ia telah meriwayatkan sebanyak 5,374 buah hadits. Abu Hurairah merupakan nama panggilan. Oleh karena itu, nama asli beliau adalah Abdurrahman bin Sakhar ad Dausie Al Yamani. Abu Hurairah masuk Islam pada tahun ke 7 Hijriyah, beliau adalah ketua penghuni Suffah yang khusus untuk beribadah di dalam masjid Nabi SAW. Di zaman khalifah Umar bin Khatab, Abu Hurairah diangkat menjadi gubernur di Bahrain, kemudian berhenti. Selanjutnya pada zaman khalifah Ali bin Abi Thalib mau diangkat menjadi gubernur lagi tetapi beliau menolaknya, kemudian pada zaman khalifah Muawiyyah diangkat menjadi gubernur di Madinah. Abu Hurairah telah meriwayatkan hadits dari Nabi SAW, Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman Ubai bin Ka’ab, Usamah bin Zaid dan sahabat sahabat yang lain. Orang orang yang telah meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah lebih dari 800 orang sahabat dan tabi’in. 2. Abdullah bin Umar Abdullah bin Umar adalah orang kedua yang banyak meriwayatkan hadits setelah Abu Hurairah. Dia meriwayatkan sebanyak 2.630 buah hadits. Beliau adalah putra kedua khalifah Umar bin Khatab dan saudara dari Hafsah Ummul Mu’minin. Abdullah bin Umar lahir setelah Nabi diutus, dan ia masuk Islam bersama ayahnya yang pada saat itu usianya baru 10 tahun kemudian ia hijrah ke Madinah sebelum ayahnya. Adapun orang orang yang meriwayatkan hadits dari beliau diantaranya Jabir bin Abdillah, Abdullah bin Abbas, putra putri Salim dan lain sebagainya. 3. Annas bin Malik Annas bin Malik adalah orang ketiga yang banyak meriwayatkan hadits. Ia telah meriwayatkan sebanyak 2.286 buah hadits. Ia adalah seorang putra dari ibu yang bernama Ummu Salim binti Milihan. Ibunya menyerahkan Annas bin Malik kepada Rasulullah tatkala beliau berada di Madinah. Dan akhirnya Annas bin malik tinggal dirumah Nabi dan lagi pula ia sangat dicintai oleh Rasulullah. Selama ia tinggal di rumah Rasulullah, tidak pernah Nabi mencelanya dari apa yang dia lakukan. Ia tinggal bersama Rasululah selama 10 tahun. Dengan demikian, maka Annas dapat menyaksikan apa yang tidak dapat disaksikan oleh orang lain terhadap sikap Nabi SAW, selama ia berada dirumah Rasulullah itu. 4. Aisyah Ummul Mu’minin Aisyah adalah orang keempat yang banyak meriwatkan hadits. Dia telah meriwaytkan hadits sebanyak 2.210 buah. Aisyah adalah istri dari Rasulullah SAW, anak dari sahabat Abu Bakar as Shiddiq, dan dia masuk Islam sejak masih kecil. Dia termasuk wanita yang cerdik dan suka menuntut ilmu. Ia termasuk salah seorang istri yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi SAW, bila dibandingkan dengan istri istri Nabi yang lainnya, dan dia tergolong sahabat yang paling faqih. 5. Abdullah bin Abbas Beliau adalah orang yang kelima di antara para sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Ia telah meriwaykan hadits sebanyak 1.660 buah hadits. Abdullah bin Abbas adalah putra dari Al Abbas bin Abdul Muthalib sedangkan ibunya bernama Lubabah bin Alharits Al Hilaliyah. Beliau lahir 3 tahun sebelum hijrah. Rasulullah telah mendoakan kepadanya dengan sabdanya: اللهم فقه في الدين و علمه التاويل Ya allah berilah kepadanya pengertian dari agama dan ajarkanlah ta’wil dan tafsir, maka Allah memperkenankan doa Nabi. Ibnu Abbas terkenal dengan ilmunya yang banyak dan pengertian agamanya yang mendalam sehingga orang dari segala penjuru datang kepadanya untuk meminta fatwa dan meriwayatkan hadits. Beliau memberikan fatwa selama 5 tahun setelah Abdullah bin Masud. 6. Jabir bin Abdillah Beliau adalah orang yang keenam di antara para sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Ia telah meriwayatkan hadits sebanyak 1.540 buah hadits. Pada masa hidupnya ia telah menyaksikan bersama ayah dan pamannya, 70 orang Anshar yang berbaiat kepada Rasulullah untuk menolong dan membantu menyiarkan agama Islam. Karena beliau banyak memiliki ilmu pengetahuan dalam bidang agama Islam, tidak sedikit orang datang kepadanya untuk mempelajari berbagai masalah yang berhubungan dengan Islam. Ia datang di Mesir dan negri Syam. Pada masa itu orang orang yang ingin mempelajari dan mengambil ilmu dari beliau, mereka belajar ataupun mendapatkannya di dalam masjid Nabi di Madinah. 7. Abu Said Al Khudry Beliau merupakan tokoh yang banyak meriwayatkan hadits hadits. Kalau dibandingkan dengan para tokoh terkemuka yang telah disebutkan sebelumnya maka Abu Said AlKhudry adalah merupakan orang yang ketujuh dari sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Ia telah meriwayatkan sebanyak 1.770 buah hadits. Abu Said al Khudry tidak kalah terkenal seperti sahabat sahabat lain, ia mempunyai kemampuan yang tinggi dalam ilmu pengetahuan agama Islam, sehingga dengan demikian cukup banyak orang lain yang belajar mengenai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan soal soal keagamaan dan soal lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar