Rabu, 24 Mei 2017

CARA BERKEPRIBADIAN SEORANG MUSLIM MENURUT Q.S. AL-MU’MINUN AYAT 1-11”.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Ayat dan Terjemah                   •               •                              •     “1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2. (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, 3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; Maka Sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. 7. Barangsiapa mencari yang di balik itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas. 8. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. 9. dan orang-orang yang memelihara shalatnya. 10. mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi, 11. (yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di dalamnya.” (QS. 23 : 1-11). Abdullah (2003:203). 2.2. Tafsir 1. Perjuangan dan Kemenangan Pada ayat ini dinyatakan bahwa kemenangan pastilah didapat oleh orang yang beriman, orang yang percaya. Hanyalah adanya kepercayaan adanya tuhan jalan satu-atunya untuk membebaskan diri dari perhambaan hawa nafsu dunia dan setan. Bukti iman adalah syarat wajib yang dipenuhi sebagai bukti iman menang mengatasi kesulitan diri sendiri, menang dalam bernegara, dan lanjutan dari kemenangan semuanya itu ialah surga jannatul firdaus. Jadi, perjuangan dan kemenangan yang dimaksud disini adalah perjuangan melawan hawa nafsu dan kemenangan memeranginya. 2. Sholat yang Khusyu Sebagai manusia kita mempuyai naluri rasa takut bahkan, manusia yang berani sekalipun. Kita dipengaruhi oleh rasa takut kemiskinan, kematian, dll. Tidak ada manusia yang dapat membebaskan diri dari rasa takut itu, sebab naluri rasa takut adalah sebagian dari naluri rasa takut mati. Takut mati ialah karena keinginan hendak terus hidup. Dengan mengerjakan shalat maka seluruh rasa takut telah terpusat kepada Tuhan, maka tidaklah ada lagi yang kita takuti dalam hidup ini. Kita tidak takut mati, karena dengan mati kita akan segera bertemu dengan Tuhan untuk mempertanggungjawabkan amal kita selama hidup. Dengan shalat yang khusyu rasa takut menjadi hilang, lalu timbul perasaan-perasaan yang lain, timbullah pengharapan, dan harapan adalah kehendak asasi manusia. Hidup manusia tidak ada artinya sama sekali jika ia tidak punya pengharpan. Khusyu artinya ialah hat yang patu dengan sikap badan yang tunduk. Orang yang beriman pasti shalat, tetapi shalat tidak ada artinya kalau hanya semata gerak badan berdiri, duduk, rukuk, dan sujud. 3. Membenteng Pribadi Hidup kita kita di dunia ini amatlah singkat, oleh sebab itu segala tingkah laku, baik perbuatan atau perkataan hendaklah ditakar sebaik-baiknya. “Al-Laghwi” dari kata “Laghaa” artinya perbuatan atau kata-kata yang tidak ada faidahnya, tidak ada nilainya. Agama tidak melarang suatu perbuatan kalau perbatan itu tidak merusak jiwa. Agama tidak menyuruh, kalau seruan itu tidak akan membawa selamat dan bahagia jiwa. Dengan ayat ini diri pribadi telah dapat dibangunkan dan dapat pula diberi benteng untuk menjaga agar jangan rusak. Karena satu bangunan yaang dibangun kedua kali lebih payah dari pembangunan semula padahal umur berjalan juga. 4. Pembersihan Jiwa Yang dibersihkan bukan jiwa saja bahkan tubuh lahir pun sebab yang lahir adalah cermin yang batin. Sebab iu maka pengeluaran zakat harta yang telah cukup bilangannya dan cukup tahunnya hanyalah sebagian dari usaha membersihkan jiwa. Kalimat “Fa’ilun” yang berarti mengerjakan. Mengerjakan zakat. Dalam ayat ini belum ada perintah mengeluarkan harta dengan bilangan tertentu melainkan barulah peintah yang umum untuk bekerja keras membersihkan perangai, akhlak dan budi. Berlatih diri sehingga kelak bukan harta saja yang diberikan untuk kepentingan agama Allah bahkan nyawa pun dikorbankan apabila telah datang waktunya. 5. Kelamin dan Rumah Tangga Kalau faraj tidak terjaga, jiwanya akan rusak, kesucian akan sirna, dan rumah tangga pecah berderai bahkan menjadi neraka. Berapun uang yang disediakan tidaklah cukup. 6. Tugas dan janji Amanat terbagi dua, yaitu amanat raya dan amanat pribadi. Hanya hati mukmin yang sanggup memikul amanat itu, karena hati mukmin iu lebih luas dari pada langit dan bumi. Mukmin yang baik adalah yang dapat menjalankan tugas dan memenuhi janji. 2.3. Asbabun Nuzul Pada ayat kedua Allah ta’ala berfirman, “Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Raulullah, apabila dalam shalat, mengangkat kepalanya memandang ke arah langit. Maka turunlah ayat, “Yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya”. Maka beliau menundukkan kepalanya.(Al-Qurtubi:4635) Ibnu Mardawaih meriwayatkan dengn lafadz, “Rasulullah dahulu menoleh pada waktu shalat.”(Shahih Al-Hakim:393) Said bin Mashur dan Ibnu Sirin meriwayatkan secara mursal dengan lafazh, “Beliau dahulu membolak-balikan pandangannya,maka turunlah ayat ini.” Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Sirin secara mursal, “Para sahabat dahulu memandang ke arah langit pada waktu shalat, maka turunlah ayat ini.”(Al-Qurtubi:4636). (As-Syuti:2008:384) 2.4. Kaitan QS. Al-Mu’minun Ayat 1-11 dengan Studi Pendidikan Bahasa Arab Berlandaskan pada QS. Al-Mu’minun ayat 1-11, banyak pelajaran yang dapat kita ambil hikmhnya dan kita jadikan pedoman hidup. Jika dikaitkan dengan studi Pendidikan Bahasa Arab, untuk menjadi seoang pendidik yang baik khususnya dalam bidang bahasa Arab yang akan mengajar di lembaga keislaman seperti MI, MTS, MA, ataupun pondok pesantren. Maka sangat peting memiliki kepribadian yang sesuai dengan Al-Qur’an dan As-sunnah, karena sosok guru akan sangat dipandang oleh murid-muridya dan dijadikan tauladan. Dengan memahami kepribadian dari surat Al-mu’minun ayat 1 sebagaimana diketahui bahwa salah satu cara yang dilakukan oleh mahasiswa pendidikan bahasa Arab untuk meningatkan keimanan yaitu membaca Al-Quran dan berdoa bersama sebelum proses perkuliahan dimulai. Dalam Al-Quran Surat Al-Mu’minun dijelaskan bahwa kepribadian seorang muslim yang baik ialah yang beriman, menjaga shalatnya dengan khusyu, menjauhi perkataan yang tidak bermanfaat, menjaga kemaluannya, menjaga amanat, dan yang menjaga shalatnya. Untuk itu, karen kita akan menjadi seorang pendidik di masa yang akan dtang, kepribadian ini haruslah dimiliki agar dapat mencetak generasi yang unggul dan berakhlakul karimah. Begitu besar hikmah dari ayat-ayat Al-Qur’an ini yang bisa saya implementasikan dalam kehidupan nyata, banyak yang bisa saya analogikan dan dijadikan pelajaran, sehingga saya bisa belajar banyak dari ayat-ayat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar