Rabu, 24 Mei 2017

makalah bani umayah di Damaskus

BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar belakang Masalah Daulah Bani umayah atau dikenal juga dengan nama Dinasti Bani umayah merupakan masa kekhalifahan setelah berakhirnya masa kekhalifahan khulafaurrasyidin. Daulah bani umayah didirikan oleh muawiyah bin abu sufyan yang dimana muawiyyah tersebut mempunyai hubungan kekerabatan dengan Rasulullah Saw. Dia dikenal sebagai politikus yang handal dan banyak melakukan kebijakan baru terhadap sistem pemerintahan Islam setelah pemerintahan khulafaurrasyidin. Daulah Umayah merupakan salah satu daulah yang sangat berpengaruh dalam perkembangan sejarah kebudayaan Islam karena pada masa pemerintahan yang berlangsung selama kuarang lebih 90 tahun, daulah ini telah memeperoleh berbagai kemajuan baik dalam pemerintahannya mapun dalam segi pendidikannya. Maka dari itu, pada masa ini merupakan masa keemasan atau masa kejayaan bagi umat Islam. Namun pada masa kekhalifahan Yazid bin Abdul Malik mulailah terjadi kekacauan pada sistem pemerintahan Bani Umayah. Dan akhirnya, pada tahun 750 M, Daulah Umayyah digulingkan oleh Bani Abbasiyah. Kematian Marwan bin Muhammad menandai berakhirnya kekuasaan Bani Umayyah di timur (Damaskus) yang digantikan oleh Daulah Abbasiyah, dan dimulailah era baru Bani Umayyah di Al-Andalus. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pda makalah ini adalah : 1. Siapa dan bagaimana pembentukan Daulah Bani Umayah? 2. Siapa sajakah khalifah yang memimpin pada masa Daulah Bani Umayah di Damaskus? 3. Apa saja kemajuan yang telah dicapai ? 4. Apa penyebab runtuhnya Daulah Umayah ? C. Tujuan Dari rumusan masalah tersebut, maka makalah ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui siapa pendiri dan bagaimana pembentukan Daulah Bani Umayah. 2. Mengetahui para khalifah pada masa Bani Umayah di Damaskus. 3. Mengetahui kemajuan apa saja yang telah dicapai pada masa tersebut. 4. Mengetahui penyebab runtuhnya Daulah Bani Umayah. BAB II PEMBAHASAN A.Pembentukan Daulah Bani Umayah Pendiri Dani Umayah adalah Muawiyah bin Abu Sufyan yang dilahirkan kira-kira 15 tahun sebelum hijrah. Muawiyah memeluk Islam pada umur 23 tahun pada hari penaklukan kota Mekah bersama dengan penduduk kota mekah yang lainnya. Sebelum menjadi khalifah, Muawiyah memiliki peranan penting, seperti pada zaman Rosulullah Saw beliau diangkat menjadi anggota sidang dalam penulisan wahyu. Muawiyyah pun banyak meriwayatkan hadis baik dari Rosulullah langsung maupun dari para sahabat terkemuka. Lalu pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Muawiyyah diangkat menjadi gubernur Yordania sedangkan Yazid menjadi gubernur daerah Damaskus. Namun Yazid meninggal disebabkan oleh penyakit sehingga damaskuspun diambil alih oleh Muawiyyah. Kemudian pada masa pemerintahan utsman bin affan, semua daerah Syam diberikan kepada Muawiyyah. Ia diberi kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan pejabat yang membantunya. Pada waktu itu Muawiyyah telah berhasil menjadi gubernur selama 20 tahun. Ketika masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib berakhir karena terbunuhnya Ali, kemudian diangkatlah Hasan bin Ali sebagai khalifah selanjutnya. Namun pada masa itu Hasan mengahadapi banyak kesulitan seperti apa yang tealh dialami oleh ayahnya dan ia merasa tidak memiliki kemampuan untuk menghadapinya sebagaimana apa yang telah ayahnya lakukan. Dan juga keinginannya untuk menghentikan pertumpahan darah yang terus berlangsung dan untuk menyatukan umat Islam pada masa itu. Sehingga akhirnya hasanpun bersedia mengundurkan diri dari jabatannya. Namun sebelumnya hasan mengajukan beberapa syarat kepada Muawiyyah diantaranya yaitu : 1. Agar Muawiyyah tidak menaruh dendam apapun pada penduduk Irak 2. Menjamin keselamatan dan memaafkan kesalahan-kesalahan mereka 3. Pajak tanah negeri Ahwaz diperuntukan kepadanya dan diberikan setiap tahun 4. Muawiyah membayak kepada saudaranya, Husen sebanyak 2 juta dirham 5. Pemberian kepada Bani Hasyim haruslah lebih banyak dari pemberian kepada Bani Abdi Syams Dan akhirnya pada bulan Rabi’ul Akhir, tahun 41 H, dimana dia bertemu dengan Hasan di Kufah dan banyak orang yang akan membai’ahnya menjadi khalifah. Hasan dan Husen turut pula membai’ahnya. Kemudian dia kembali ke Damaskus yang ditetapkannya sebagai ibu kota kerajaannya. Daulah Bani Umayah berkuasa selama kurang lebih 90 tahun (41-132 hijriah atau 661-750 masehi). Dengan 14 orang khilafah yang dimulai dari Muawiyah bin Abu Sufyan dan diakhiri oleh Marwan bin Muhammad. Pada awalnya pemerintahan dinasti Bani Umayah bersifat demokrasi lalu berubah menjadi kerajaan. Pusat pemerintahannya berada di Damaskus bermaksud agar lebih mudah dalam memerintah, karena Muawiyah suda lama memegang kekuasaan di daerah tersebut. B. Para Khalifah Di Masa Daulah Bani Umayah Di Damaskus Adapun para khalifah yang memimpin pemerintahan pada masa daulah bani umayah antara lain : 1. Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M 2. Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M 3. Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M 4. Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M 5. Abdullah bin Zubair bin Awwam, (peralihan pemerintahan, bukan Bani Umayyah). 6. Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M 7. Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M 8. Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M 9. Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M 10. Yazid II bin Abdul-Malik, 102-106 H / 720-724 M 11. Hisyam bin Abdul-Malik, 106-126 H / 724-743 M 12. Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M 13. Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M 14. Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M C. Kemajuan yang Dicapapai Selama 90 tahun pada masa pemerintahannya, Bani Umayah telah melakukan perubahan pada pemerintahannya yang sangat berpengaruh pada kehidupat islam selanjutnya. Tidak hanya merubah sistem pemerintahan, namun Bani Umayahpun memiliki beberapa prestasi yang dicapai pada masa pemerintahannya, diantaranya yaitu : 1. Pemindahan ibukota ke damaskus Untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang timbul dari reaksi pembentukan kekuasaannya. khususnya dari kelompok yang tidak menyukainya. Langkah awal yang diambilnya adalah memindahkan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus. Karena jika dilihat kembali, ada 2 faktor penyebab dipindahkannya ibu kota ke Damaskus, yaitu karena di Madinah merupakan pusat pemerintahan masa sebelumnya yaitu khulafaurrasyidin. Dan karena kota Damaskus adalah pusat kekuatan Muawiyah karena muawiyah pernah menjadi gubermur di daerah tersebut kurang lebih selama 20 tahun. 2. Merubah Sistem Pemerintahan Menjadi Kekerajaan Pada awalnya sistem pemerintahan pada masa Bani Umayah bersifat demokrasi lalu berubah menjadi feodal atau kerajaan. Karena jika dilihat dari sistem pemerintahan sebelumnya, yaitu khulafaurrasyidin, mereka terpilih dengan cara musyawarah. Namun pada masa Bani Umayah, Muawiyah berfikir jika kekuasaan terbesar berada sepenuhnya di keluarga Bani Umayah. Namun hal tersebut melahirkan pertentngan dari orang-orang yang tidak sejalan dengan muawiyah. Dan akhirnya masalah ini menimbulkan banyak konflik. 3. Penguatan Militer dan Kebijakan Ekspansi Pada masa pemerintahan Umar organisasi militer yang dibentuk diikuti oleh bala tentara yang didasari oleh dasar kesadaran sendiri. Namun pada masa pemerintahan Bani Umayah bala tentara yang dibentuk didasarkan atas paksaan. Bahkan pada masa Abdul Malik bin Marwan diberlakukan Undang-Undang Wajib Militer (Nidzom at-Tajdid Al-Ijbari). Hal ini dilakukan karena diadakannya perluasan pemerintahan pada masa ini. Pada masa Daulah Bani Umayah sangat gencar sekali perluasan kekuasan, mulai dari perluasan jalur darat maupun di jalur laut.sehingga pada akhirnya wilayah kekuasaan islam pada Masa Bani Umayah sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah. 4. Penataan Administrasi Negara. Hal-hal tersebut meliputi: a. Merancang Pola Pengiriman Surat (Post).Mu’awiyah yang mengawali kebijakan ini kemudian dimatangkan lagi pada masa Malik bin Marwan. Proyek al-Barid (pos) ini, semakin ditata dengan baik, sehingga menjadi alat pengiriman yang baik pada waktu itu. b. Meresmikan Lambang Kerajaan. Sebelumnya Al-Khulafaur Rasyidin tidak pernah membuat lambang Negara baru pada masa Umayyah, menetapkan bendera merah sebagai lambang negaranya. Lambang itu menjadi ciri khas kerajaan Umayyah. c. Membentuk Lembaga Pemerintahan, yaitu: 1) An-Nizam al-Siyasi : lembaga politik 2) An-Nizam al-Mali : lembaga keuangan 3) An-Nizam al-Idari : lembaga tata usaha Negara 4) An-Nizam al-Qada’i : lembaga kehakiman 5) An-Nizam al-Harbi : lembaga ketentaraan 6) Diwan al-Kitabah : lembaga sekretaris negara d. Membentuk semacam Dewan Sekretaris Negara (Diwan al-Kitabah) untuk untuk mengurus berbagai urusan pemerintahan, meliputi: 1) Katib al-Rasail : sekretaris administrasi 2) Katib al-Kharraj : sekretaris keuangan 3) Katib al-Jundi : sekretaris tentara 4) Katib as-Syurthah : sekretaris kepolisian 5) Katib al-Qadhi : sekretaris kehakiman 5. Kemajuan di Bidang Arsitektur Bani Umayyah mencatat suatu pencapaian yang gemilang di bidang seni, terutama seni bangunan (Arsitektur).[24]Teknik arsitektur merupakan hal yang sangat diperhatikan pada masa ini diantaranya karena pengaruh dari Byzantium. Diantara bangunan penting yang dibangun dengan teknik arsitektu tinggi yaitu: a. Masjid Damaskus b. Masjid Agung di Kufah (Irak) c. Kubah Batu Karang (dome of the rock) 6. Kemajuan pengetahuan dan sastra Kemajuan dalam pemikiran menjadi salah satu proses kemajuan dalam bidang pengetahuan dan sastra.maka para penguasa menjadikan Kufah dan Basrah sebagai alternatif Mekah dan Madinah sebagai tempat perkembangan ilmu pengetahuan. Daulah ini juga mendirikan pusat kegiatan ilmiah di Kufah dan Bashrah yang akhirnya memunculkan nama- nama besar seperti Hasan al-Basri, Bin Shihab al-Zuhri dan Washil bin Atha. Bidang yang menjadi perhatian adalah tafsir, hadits, fikih, dan kalam. Selain itu, muncullah penyair-penyair yang terkenal, diantaranya: Umar Bin Abi Rabiah (w. 719 m.), Jamil al-Udhri (w. 701 M.), Qays Bin al-Mulawwah (w. 699 M.) yang lebih dikenal dengan nama Majnun Laila, al-Farazdaq (w 732M.), Jarir (w. 792 M) dan al-Akhtal (w. 710 M.). pada masa tersebut juga mulai muncul berbagai ilmu pengetahuan seperti : ilmu filsafat, ilmu tarikh, ilmu nahwu dan lain sebagainya. Pada masa ini juga ada beberapa ulama hadis yang terkenal, antara lain : Abu Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidilah bin Abdullah bin Syihab az-Zuhri, Bin Abi Malikah (Abdullah bin Abi Malikah at-Tayammami al-Makky, Al-Auza’i Abdurrahman bin Amr, Hasan Basri as-Sya’bi. D. Penyebab Runtuhnya Daulah Bani Umayah Kemunduran Bani Umayyah disebabkan oleh beberapa faktor, yakni: Penyebab langsung runtuhnya kekuasaan Dinansti Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abbas Al-Mutholib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah. Dan kaum Mawali (non-Arab) yang merasa dikelasduakan oleh pemerintah Bani Umayyah. Mereka orang non-Arab derajatnya dianggap lebih rendah, misalkan ada tunjangan dari negara maka tunjangan mereka harus lebih sedikit dari orang Arab.Pada Masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara Suku Arabia Utara (Bani Qais) dan Arab Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum islam semakin runcing. Perselisian ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan timur lainya merasa tidak puas karena status Mawali itu menggambarkan suatu inferioritas. Ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperhatikan pada Masa Bani Umayyah.Kelalaian kholifah dalam urusan administratif dan tidak adanya perhatian terhadap tugas-tugas Negara membuat Bani Uamayah sangat tidak disukai. Para pejabatnya banyak yang koruposi, banyak yang mementingkan diri sediri dan akibatnya pemerintahan menjadi lamban dan tidak efisien. Persaingan antar suku yang sudah lama, tidak semakin membaik tetapi malah semakin buruk banyak penentangan dari kaum Syiah yang tidak melupakan tragedi Karbala. Ketidakacuan serta perlakuan kejam terhadap keluarga Nabi, kutukan terhadap khutbah-khutbah dan propaganda anti Bani Ali memeperkuat Bani Umayyah. Kaum Syiah memperoleh simpati rakyat karena kecintaan mereka yang sepenuh hati terhadap keturunan Nabi.Latar belakang terbentuknya Dinasti Umayyah tidak dapat dipisahkan dari berbagai konflik politik yang terjadi di Masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (Para Pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di Masa awal dan Akhir maupun secara tersembunyi seperti di Masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.Sistem pergantian Khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi Tradisi Arab, yang lebih menentukan aspek senioritas, pengaturanya tidak jelas. Ketidakjelasan sistem pergantian Khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dikalangan Anggota keluarga istana. Beberapa penyebab tersebut muncul dan menumpuk menjadi satu, sehingga akhirnya mengakibatkan keruntuhan Dinasti Umayyah, disusul dengan berdirinya kekuasaan Orang-orang Bani Abbasiyah yang menjalar-jalar dan membunuh setiap orang dari Bani Umayyah yang dijumpainya. Demikianlah, Dinasti Umayyah pasca wafatnya Umar bin Abdul Aziz yang berangsur-angsur melemah. Kekhalifahan sesudahnya dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh yang melemahkan dan akhirnya hancur. Dinasti Bani Umayyah diruntuhkan oleh Dinasti Bani Abbasiyah pada Masa Khalifah Marwan bin Muhammad pada tahun 127 H/744 M, (Khalifah terakhir dari Bani Umayyah).   BAB III PENUTUP A.kesimpulan Bani Umayah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan setelah dirinya dibai’ah oleh penduduk pada masa itu setelah Hasan mengundurkan diri dari kekhalifahannya yang menggantikan Ali setelah Ali bin Abi Thalib wafat. Didirikan sekitar tahun 41 Hijriah atau 661 Masehi. Daulah Bani Umayah berkuasa selama kurang lebih 90 tahun (41-132 hijriah atau 661-750 masehi). Dengan 14 orang khilafah yang dimulai dari Muawiyah bin Abu Sufyan dan diakhiri oleh Marwan bin Muhammad. Pada masa pemerintahnya Daulah Bani Umayah telah mengalami masa kejayaan. Diantara prestasi yang telah didapa antara lain perluasan daerah kekuasan dan masih banyak lagi. Namun kekuasaanya berakhir karena sistem pemerintahannya yang melemah dan juga adanya penyerangan oleh Bani Abasiyah. B.Saran Dari cerita sejarah yang ada kita mengetahui masa kejayaan islam, dan semoga dari ini semua muncul rasa ingin tahu yang lebih tentang sejarah kebudayaan islam yang lainnya. Sehingga dapat menimbulkan rasa bangga pada dirinya.   DAFTAR PUSTAKA Nizar, S. (2009). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta. Kencana Prenada Media Group. Syalabi, A. (1997). Sejarah Dan Kebudayaan Islam. Jakarta. Perpustakaan Nasional. http/wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar