Rabu, 24 Mei 2017

makalah utsman bin affan

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Utsman Bin Affan ini dengan b aik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada bapak dosen mata kuliah Hadharah Islamiyah UPI yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kami Utsman Bin Affan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat untuk kesempatan selanjutnya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Bandung, Februari 2017 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penulisan Makalah 2 D. Metode Penulisan Makalah 2 BAB II PEMBAHASAN 3 A. Biografi Utsman Bin Affan B. Sifat – sifat Utsman Bin Affan 3 C. Pengangkatan Utsman Bin Affan menjadi Khalifah 5 D. Peradaban Islam pada masa Utsman Bin Affan 7 E. Faktor yang menyebabkan munculnya Fitnah Al-Kubra 10 F. Peristiwa terbunuhnya Utsman Bin Affan 11 BAB III PENUTUPAN 15 A. Kesimpulan 15 B. Saran 15 DAFTAR PUSTAKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setelah Nabi Muhammad saw. wafat keberlangsungan agama Islam dipegang oleh para sahabat Nabi saw. sahabat nabi yang mendapat tugas amanah yang besar itu disebut Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin ini adalah empat sahabat terdekat nabi yaitu Abu Bakar As-Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan, Ali Bin Abi Thalib. Mereka ini adalah yang menggantikan kepemimpinan nabi dan juga mengurus masalah keagamaan umat islam pada masa itu. Dalam konteks peradaban, Islam menampilkan peradaban baru yang esensinya berbeda dengan peradaban sebelumnya. Peradaban yang ditinggalkan Nabi misalnya, jelas sangat berbeda dengan peradaban Arab di zaman Jahiliyyah. Dengan demikian, Islam telah melahirkan revolusi kebudayaan dan perdaban. Misalnya, pembukuan al-Quran yang dinamakan Mushaf ‘Utsmani pada zaman Khalifah Utsman Bin Affan, yang telah digunakan sebagai pegangan bagi umat sampai saat sekarang ini, sehingga segala perbedaan yang timbul dalam soal qira’at dan lain-lain dapat dikendalikan. Makalah ini ditulis oleh penulis untuk menjelaskan tentang latar belakang pengangkatan Khalifah Utsman Bin Affan dan bagaimana peradaban islam pada masa itu. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana proses pengangkatan Utsman Bin Affan menjadi Khalifah? 2. Bagaimana peradaban islam pada masa Utsman Bin Affan ? 3. Apa faktor- faktor yang menimbulkan terjadinya Fitnah Al-Kubra ? C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1. Untuk mengetahui bagaimana proses pengangkatan Utsman Bin Affan menjadi Khalifah 2. Untuk mengetahui sejarah peradaban islam pada masa Utsman Bin Affan 3. Untuk mengetahui faktor- faktor yang menyebabkan timbulnya Fitnah Al-Kubra D. METODE PENULISAN MAKALAH Metode penulisan dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan pembahasan materi, baik berupa buku maupun informasi dari internet. BAB II PEMBAHASAN A. Biografi Utsman Bin Affan Nama asli beliau adalah Utsman Bin Affan bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib Al-Quraisy Al-Umawi Al-Makki Al-Madani. Nasabnya bertemu Nabi pada kakek yang keempat, yaitu Abdu Manaf. Utsman Bin Affan lahir enam tahun setelah Tahun Gajah, tepatnya pada 47 S.H. Usianya enam tahun lebih muda daripada Rasulullah saw. Ia dilahirkan di Taif, daerah yang paling subur di kawasan Hijaz. Ia memeluk agama Islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat Nabi saw. Ia sangat kaya tetapi berlaku sederhana, dan sebagian harta kekayaannya digunakan untuk kepentingan Islam. Sepanjang hayatnya Utsman banyak mengikuti peperangan bersama kaum muslim, kecuali Perang Badar. Saat itu, ia tidak ikut berperang karena harus merawat istrinya Ruqayyah yang sedang sakit. Sepulang dari Perang Badar, Rasulullah saw. mendapati putrinya telah wafat. Untuk menghibur Utsman, beliau menikahkannya kepada putri yang lain, Ummu Kulsum. Karena kedua pernikahan itulah Utsman mendapat julukan “Dzunnurain” yang artinya pemilik dua cahaya. Dialah satu-satunya sahabat yang menikah dengan dua putri Nabi. B. Sifat- sifat Utsman Bin Affan Nabi saw menjelaskan sifat- sifat Utsman Bin Affan di dalam haditsnya “Umatku yang benar- benar pemalu adalah Utsman “. Utsman memiliki sifat malu yang luar biasa dan rasa malu ini bertambah ketika bertemu dengan orang lain. Karena teramat pemalu, bahkan malaikat pun merasa malu kepada Utsman bin Affan. Aisyah menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah sedang berbaring di rumah. Saat itu kaki beliau tersingkap. Tiba- tiba Abu Bakar datang, dan beliau tetap berbicara dalam keadaan seperti itu. Selanjutnya Umar datang, dan beliau tetap berbicara dalam keadaan seperti itu. setelah itu Utsman datang. Tiba- tiba Rasulullah duduk dan membenarkan pakaiannya. Utsman masuk dan ikut berbincang-bincang dengan mereka. Setelah keluar, Aisyah berkata kepada Rasulullah, “ketika Abu Bakar masuk, engkau tidak membenarkan pakaianmu. Setelah itu Umar masuk, tetapi engkau bergeming. Tetapi ketika Utsman masuk, engkau duduk dan membenarkan pakaianmu. Rasulullah bersabda, “Tidakkah aku malu pada orang yang malaikat pun malu kepadanya?!” Abdul Wahab an- Najar menyebutkan sifat- sifat Utsman sebagai berikut: “Adapun usman adalah mulia sifatnya, dermawan, menyerahkan hartanya untuk taat kepada Allah ‘azza wa jalla, tinggi agamanya sampai Utsman menyerahkan 10 persen dari hartanya yang tidak dilakukan oleh orang lain. Utsman juga mempersiapkan tentara dengan 1000 unta dan 500 kuda. Selain sifat di atas Utsman juga terkenal dengan sangat lunak, pemaaf, murah hati, percaya, tangguh, mudah tersentuh hatinya.” C. Pengangkatan Utsman bin Affan menjadi Khalifah Sebelum khalifah Umar Bin Khattab wafat, ia membentuk dewan yang beranggotakan enam orang sahabat yang saat itu dianggap paling tinggi tingkatannya, yang bertugas memilih salah seorang di antara mereka untuk menjadi khalifah yang kelak menjadi penggantinya. Keenam anggota dewan itu adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrohman bin Auf, Ibnu Umar, dan Sa’ad bin Abi Waqqas. Ketua dewan dipegang oleh Abdurrohman bin Auf. Setelah dimusyawarahkan di rumah Abduurrohman bin Auf, akhirnya mayoritas suara memilih Utsman bin Affan sebagai khalifah pengganti Umar bin Khattab. Utsman bin Affan dilantik menjadi khalifah pada hari ketiga setelah wafatnya Umar bin Khattab. D. Peradaban Islam pada masa Utsman bin Affan 1. Kodifikasi Al-Qur’an Setelah kaum muslim bersepakat membaiat Usman bin Affan sebagai khalifah ketiga setelah Abu Bakar al-shiddiq r.a. dan Umar bin Khattab r.a. ketika ditinggalkan oleh Umar bin Khattab, umat islam berada dalam keadaan yang makmur dan bahagia. Kawasan dunia muslimpun telah bertambah luas. Khalifah Umar berhasil menciptakan stabilitas sosial politik didalam negeri sehingga ia dapat membagi perhatiannya untuk memperluas wilayah islam. Dan ketika Usman menjabat sebagai khalifah, ia meneruskan sebagian besar garis politik Umar. Ia melakukan berbagai Ekspedisi untuk mendapatkan wilayah-wilayah baru. Perluasan itu memunculkan situasi sosial yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Banyak hal baru yang harus diantisipasi oleh penguasa muslim untuk menyatukan umat, yang terdiri atas berbagai suku dan bangsa. Salah satu hal yang muncul akibat perluasan wilayah islam adalah munculnya berbagai perbedaan qira’ah Al-qur’an. Itu karena setiap daerah memiliki dialeg bahasa tersendiri, dan setiap kelompok umat islam mengikuti qiroah para sahabat terkemuka. Sebagaimana diketahui ada beberapa orang sahabat yang menjadi kiblat atau rujukan bagi kaum muslim mengenai bacaan Al-qur’an. Dimasa Rosulullah dan dua khalifah sebelumnya keadaan itu tidak menimbulkan permasalahan karena para sahabat bias mencari rujukan yang pasti mengenai bacaan yang benar dan diterima. Namun seiring perubahan zaman dan perbedaan latar belakang sosial budaya mayarakat islam, persoalan itu semakin meruncing dan berujung pada persoalan aqidah. Sebagian kelompok umat menyalahkan kelompok lain karena perbedaan gaya dan qiraah Al-qur’an. Bahkan mereka saling mendustkan, menyalahkan bahkan mengkafirkan. Kenyataan itu mendorong usman untuk berijtihad melakukan sesuatu yang benar-benar baru. Pada akhir 24 H awal 25 H, Usman mengumpulkan para sahabat lalu empat orang diantara mereka menyusun mushaf yang akan menjadi rujukan umat islam. Keempat kodifikasi panitia itu adalah para penghafal al-Qur’an yang telah dikenal baik yaitu Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said ibn al-Ash dan Abdurrahman ibn al-Harist ibn Hisyam. Panitia kodifikasi itu bekerja sangat cermat dan hati-hati.mereka menghimpun berbagai qiraah yang ada ditengah umat kemudian memilih salah satunya yang dianggap paling dipercaya. Mereka langsung menuliskan dalam satu mushaf lafal atau bacaan yang disepakati bersama. Yang tersusun rapi dan sistematis. Panitia kodifikasi Al-qur’an bekerja dengan cermat, teliti, dan hati-hati sehingga menghasilkan sebuah mushaf. Sebetulnya karya itu bukan murni dilakukan khalifah Usman, karena gagasan itu telah dirintis sejak kepemimpinan Abu Bakar dan diteruskan khalifah Umar. Mushaf usmani itupun tuntas disusun dan mushaf-mushaf lain yang berbeda dari mushaf utama itu diperintahkan untuk dibakar. 2. Renovasi Masjid Nabawi Selain mengkodifikasi Al-Qur’an, pada masa khalifah Utsman bin Affan juga dilaluka perluasan Masjid Nabawi serta memperindah bentuk dan coraknya. 3. Pembentukan angkatan laut Pada masa Khalifah Utsman bin Affan dibentuk angkatan laut yang bertujuan untuk melindungi wilayah Afrika dari serangan Romawi. Hal itu atas usulan dari Muawiyah bin Abu Sufyan yang saat itu menjabat sebagai gubernur Suriah. 4. Perluasan dakwah islam Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, dakwah islam semakin meluas. Wilayah Azerbaijan, dengan izin Allah swt., menerima dakwah Islam dibawah pimpinan Said bin Ash dan Huzaifah bin Yaman. Wilayah Armenia juga dapat diraih oleh dakwah di bawah pimpinan Salman bin Rabi’ah al- Bahiy. Pada umumnya, mereka lebih suka berada di bawah pemerintahan Islam daripada dikuasai kekaisaran Romawi. E. Faktor yang menyebabkan munculnya Fitnah Al-Kubra Usman bin Affan diangkat menjadi khalifah berumur 70 tahun melalui proses persetujuan dari dewan majelis syuro yang bersama-sama membaiat khalifah Usman. Usman bin Affan memiliki cara tersendiri dalam menjalankan pemerintahan dan memiliki karakter yang berbeda dengan khalifah Umar bin Khattab yang terkenal dengan ketegasannya. Sementara khalifah Usman terkenal dengan kelembutan dan belas kasihnya kepada orang lain terlebih kepada keluarganya. Apabila dicermati bahwa kelembutan Usman bin Affan juga disebabkan umur beliau yang sudah lanjut. Sangat menusiawi jika manusia yang sudah berumur memiliki sifat-sifat yang mulia serta berkasih sayang terlebih kepada keluarganya serta butuh dukungan dari orang-orang yang dekat kepada beliau. Tentang keutamaan dan sifat-sifat mulia Usman bin Affan tidak menghentikan langkah bagi orang-orang yang tetap tidak suka dan ingin menggulingkan khalifah Usman. Ketidaksukaan orang-orang ini disebut dengan fitnah al-Kubra yakni munculnya tuduhan miring kepada Usman bin Affan sehingga muncul di kalangan umat ketidak percayaan kepada khalifah serta muncul niat dan mosi tidak percaya kepada khalifah. Menurut Murodi munculnya fitnah al-Kubrayang berakhir dengan pemberontakan pada masa Usman bin Affan adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan karakter yang dimiliki oleh Umar bin Khattab dan Usman bin Affan. 2. Visi politik Usman yang memperbolehkan kaum muhajirin untuk keluar madinah yang pada masa khalifah Umar hal ini dilarang. 3. Perubahan sosial dari negara islam menjadi negara besar internasional, masyarakat semakin komplek serta adanya generasi muslim baru, serta terjadinya pergulatan budaya dan interaksi sosial yang mengakibatkan ambisi pribadi fanatisme kesukuan dan golongan dan tidak patuh masyarakat kepada pemerintah. 4. Merabaknya kelompok saba’iyyah yang dimotori oleh Abdullah bin Saba’ ia merupakan yahudi dari yaman dan sebagai otak dari berbagai kerusuhan dan fitnah dengan menampilkan konsep “wasaya”. F. Peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan Fitnah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka kepada khalifah Utsman bin Affan semakin tersebar diberbagai kota. Gagasan mosi tidak percaya kepada khalifah Utsman semakin luas dan tidak pernah berhenti. Mereka mengajak seluruh kaum muslimin untuk pergi ke Madinah menghadap kepada khalifah untuk menyampaikan mosi tidak percaya kepada para pejabat yang diangkat oleh Utsman. Jumlah para penyebar fitnah sekitar 1000 orang mereka menyusun strategi dengan membagi menjadi beberapa kelompok, tugas untuk meyebar fitnah di Mesir adalah Abdullah bin Saba’ dan al-Ghifaqi bin Harb, di Kufah disebarkan oleh Amr bin Ashm dan Zaid bin Shaujan Al-Abdi, di Basrah disebarkan oleh Harqus bin Zahir dan Hakim bi Jabalah Al-Abdi. Pada awalnya mereka datang ke Madinah hanya ingin menyampaikan kepada Utsman bahwa mereka meminta khalifah Utsman bin Affan mengganti gubernur dan pejabat yang menyeleweng, setelah permintaan mereka dikabulkan oleh Utsman mereka kembali ke Mesir dengan di komandoi oleh Muhammad bin Abu Bakr. Ditengah perjalanan mereka menemukan surat yang diberi stempel atas nama Utsman bin Affan yang berisi perintah kepada Gubernur Mesir untuk membunuh Muhammad bin Abu Bakr dan kaumnya. Surat ini menjadi dasar bagi kemarahan para pemberontak dan mereka segera meminta penjelasan kepada Utsman. Sekembalinya dari mereka ke Madinah, Muhammad bin Abu Bakr bertemu Ali bin Abi Thalib tentang alasan mereka kembali kemudian Ali menjelaskan bahwa surat itu palsu. Namun keadaan semakin gawat karena pemberontak Muhammad bin Abu Bakr segera menyerbu rumah Utsman bin Affan. Pada saat itu Utsman berada di dalam rumah dan rumah beliau dijaga oleh orang-orang Muhajirin dan Anshar berjumlah 700 orang. Utsman bin Affan lantas menyampaikan nasehat kepada pemerontak tidak dibenarkan mengalirkan darah seorang muslim, kecuali karena tiga alasan, kafir, berzina dan membunuh. Namun nasihat ini tidak dihiraukan oleh kaum pemberontak sehingga mereka terus mengepung rumah Utsman bin Affan selama 40 hari serta tetap bersikap kasar kepada Utsman bin Affan kemudian pemberontak dapat masuk kerumah dan mendapati Utsman sedang dalam membaca Al-Qur’an dan sedang berpuasa lalu mereka membunuh Utsman bin Affan dengan kejam. BAB III PENUTUPAN A. Kesimpulan Khalifah Usman bin Affan terpilih menjadi khalifah melalui proses musyawarah yang dilakukan oleh dewan syura selanjutnya Usman bin Affan dibait untuk menjadi khalifah yang ketiga. Masa kekhalifahan Usman bin Affan selama 12 tahun dalam menjalankan pemerintahan Usman bin Affan melanjutkan cara-cara yang dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab yakni memperluas daerah kekuasaan hingga sampai ke daerah Cyprus, serta membentuk baitul al-Mal. Peradaban pada masa khalifah Usman ditandai oleh perluasan daerah kekuasaan dengan dibentuknya armada-armada laut yang handal sehingga dapat mengalahkan kekuatan Romawi. Hal ini juga mengisyaratkan adanya teknologi yang dimiliki pada saat itu cukup memadai dan sangat canggih. Selain itu peradaban ini tandai dengan keahlian para penulis wahyu yang semakin banyak serta mampu menghimpun Al-Qur’an dalam satu bentuk mushaf Usmaniyah. pada masa ini juga telah dikenal pengesahan surat dengan menggunakan stempel. B. Saran Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyajikan makalah namun penulis sadari dalam makalah ini masih dapat kekurangan dan perlu untuk diperbaiki lagi. Untuk itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun agar dijadikan dasar dalam menyempurnakan makalah ini. Atas saran dan kritik yang disampaikan diucapkan terima kasih. DAFTAR PUSTAKA Murad, Musthafa. (2012). Kisah Hidup Utsman Ibn Affan. Jakarta: Zaman Syalabi, A. (2000). Sejarah Dan Kebudayaan Islam Jilid I. Jakarta: PT Al- Husna Zikra Hadi, Nur. (2012). Ayo Mengkaji Sejarah Kebudayaan Islam untuk MA untuk Kelas XII. Erlangga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar