Rabu, 24 Mei 2017

contoh pidato bahasa arab _tausiah_

الإِمَامَةُ فِي الْإِسْلَامِ أَيُّهَا السَّادَةُ الْكِرَام، لِلْإِنْسَانِ وَظِيْفَتَانِ أَسَاسِيَّتَانِ هُمَا الْعِبَادَةُ لِلّهِ وَحْدَهُ وَالْخِلَافَةُ فِي الْأَرْضِ. قَدْ اِخْتَارَ اللهُ الْإِنْسَانَ مِنْ بَيْنِ الْمَخْلُوْقَاتِ لِيَكُوْنَ خَلِيْفَةً فِي الْأَرْضِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى : وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ. (البقرة : ٣٠). قَدْ كَرَّمَهُ اللهُ وَفَضَّلَهُ مِمَّنْ خَلَقَ تَفْضِيْلًا. وَفَضَّلَهُ بِالْعَقْلِ وَالْعِلْمِ كَمَا قاَلَ تَعَالَى : وَعَلَّمَ آدَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا (البقرة : ٣١). فَالْخِلَافَةُ هِيَ أَمَانَةٌ لِلْإِنْسَانِ فِي تَنْفِيْذِ أَحْكَامِ اللهِ وَالْإِصْلَاحِ فِي الْأَرْضِ وَعِمَارَتِهَا. هَلْ كُلُّ إِنْسَانٍ صَالِحٌ فِي حَمْلِ هذِهِ الْأَمَانَةِ ؟ لَا، بَلْ أَكْثَرُهُمْ ظَلُوْمٌ جَهُوْلٌ. كَمَا قَالَ تَعَالَى : إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّموَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًا (الأحزاب : ٧٢). لَمَّا جَعَلَ اللهُ إِبْرَاهِيْمَ إِمَامًا، أَرَادَ إِبْرَاهِيْمُ أَنْ يُلْحِقَهُ ذُرِّيَّتَهُ فَاسْتَجَابَ اللهُ بِشَرْطِ أَنْ لَا يَكُوْنُوا مِنَ الظَّالِمِيْنَ. قَالَ تَعَالَى : وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيْمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِيْنَ. (البقرة : ١۲٤). وَأَيُّ إِنْسَانٍ هُوَ صَالِحٌ لِحَمْلِ هذِهِ الْأَمَانَةِ؟ هُمُ الَّذِيْنَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ. هُمْ أَهْلُ الْخِلَافَةِ وَالْإِمَامَةِ فِي هذِهِ الْأَرْضِ. لِذلِكَ وَعَدَهَا اللهُ لَهُمْ. قَالَ تَعَالَى : وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُوْنَنِي لَا يُشْرِكُوْنَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذلِكَ فَؤُلئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ (النور : ٥٥) الخِلَافَةُ بِمَعْنَاهَا الْعَامِ هِيَ أَمَانَةٌ لِكُلِّ إِنْسَانٍ لِيَعْمَلَ بِأَحْكَامِ اللهِ وَيُصْلِحَ فِي الْأَرْضِ وَيُعَمِّرَهَا عَلَى قَدْرِ اِسْتِطَاعَتِهِ وَمِهْنَتِهِ، وَبِمَعْنَاهَا الْخَاصِ هِيَ أَمَانَةٌ عَلَى يَدِ الْإِمَامِ الْأَعْظَمِ الَّذِي يُدَبِّرُ شُؤُوْنَ النَّاسَ بِأَحْكَامِ اللهِ وَيَسْعَى لِلْإِصْلَاحِ فِي الْأَرْضِ وَعِمَارَتِهَا. قَالَ الْمَاوَرْدِي فِي كِتَابِهِ "الْأَحْكَامُ السُّلْطَانِيَّةُ" : الإِمَامَةُ مَوْضُوْعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِي حِرَاسَةِ الدِّيْنِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا. وَهذِهِ الْأَمَانَةُ مَسْؤُوْلَةٌ أَمَامَ اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى كَمَا فِي الْحَدِيْثِ عَنِ ابْنِ عُمَرَ يَقُوْلُ سَمِعْتُ رَسُوْلَ الله صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ. رَوَاهُ الْبُخَارِي. قَالَ اللهُ تَعَالَى لِوَلِيِّ الْأَمْرِ : إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللهَ كَانَ سَمِيْعًا بَصِيْرًا (النِّسَاء : ٥٨). وَقَالَ لِلرَّعِيَّةِ : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أَطِيْعُوا اللهَ وَأَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَأُوْلِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ إِلَى اللهِ وَالرَّسُوْلِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيْلًا (النساء : ٥٩). رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم قُدْوَةٌ فِي الْإِمَامَةِ، وَصَفَهُ اللهُ تَعَالَى : فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ (آل عمران : ۱٥٩). وَتَبِعَهُ أَصْحَابُهُ مِنَ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ هُمْ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ. الإِمَامُ الْعَادِلُ لَهُ أَجْرٌ عَظِيْمٌ مِنَ اللهِ تَعَالَى وَيُظِلُّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. الإِمَامَةُ حَقٌّ لِلْقَوِيِّ الْأَمِيْنِ وَلِمَنْ لَهُ بَسْطَةٌ فِي الْعِلْمِ وَالْجِسْمِ. وَلكِنْ لِمَنْ لَا يَسْتَطِيْعُ أَنْ يُؤَدِّيَ حَقَّهَا فَلَا يَطْلُبُهَا وَلَا يَقْرُبُهَا لِأَنَّهَا خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَمَا قَالَ الرَّسُوْلُ صلى الله عليه وسلم لِأَبِي ذَرٍّ الغِفَارِي رضي الله عنه : إِنَّهَا أَمَانَةٌ، وَإِنَّهَا يَومَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إِلَّا مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا، وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيْهَا. رَوَاهُ مُسْلِمٌ KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM Wahai tuan-tuan yang terhormat! Manusia memiliki dua tugas yang pokok yaitu beribadah kepada Allah semata dan khilafah di bumi. Sungguh Allah telah memilih manusia di antara makhluk-makhluk yang lainnya untuk menjadi khalifah di bumi. Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di bumi”. Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan mensucikan nama-Mu?”. Dia berfirman, “Sungguh Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30). Sungguh Dia telah memuliakannya dan benar-benar telah melebihkannya dari makhluk lain yang Dia ciptakan. Dia melebihkannya dengan akal dan ilmu, sebagaimana Dia berfirman, “Dan Dia mengajarkan Adam nama-nama seluruhnya.” (QS. Al-Baqarah : 31). Maka kekhilafahan itu adalah amanah bagi manusia dalam melaksanakan hukum Allah, memperbaiki bumi dan memakmurkannya. Apakah setiap manusia layak mengemban amanah ini? Tidak, kebanyakan mereka itu banyak berbuat zhalim dan bodoh, sebagaimana Dia berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanah itu oleu manusia. Sungguh, manusia itu sangat zhalim dan sangat bodoh.” (QS. Al-Ahzab : 72). Ketika Allah menjadikan Ibrahim sebagai pemimpin, Ibrahim menginginkan agar disertakan pula keturunannya, maka Allah mengabulkannya dengan syarat mereka tidak termasuk orang yang zhalim. Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku.” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zhalim.” (QS. Al-Baqarah : 124). Manusia yang manakah yang layak mengemban amanah ini? Yaitu orang-orang yang beriman dan beramal shaleh. Mereka adalah yang berhak terhadap khilafah dan kepemimpinan di bumi ini. Untuk itulah Allah menjanjikannya untuk mereka. Allah SWT berfirman, “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kalian yang beriman dan yang beramal shaleh, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakuatan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang fasik.” (QS. An-Nuur : 55). Khilafah dengan maknanya secara umum adalah amanah bagi setiap manusia untuk melaksanakan hukum Allah, memperbaiki bumi dan memakmurkannya sesuai dengan kapasitas kemampuan dan profesinya. Dan dengan makna khususnya, ia adalah amanah di tangan seorang pemimpin paling besar yang mengatur urusan manusia dengan hukum-hukum Allah, berusaha mengadakan perbaikan di bumi dan memakmurkannya. Al-Mawardi berkata dalam bukunya Al-Ahkam As-Sulthoniyyah, “Kepemimpinan itu diletakkan untuk menggantikan (khilafah) kenabian dalam menjaga agama dan mengatur dunia.” Dan amanah ini akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah SWT sebagaimana dalam hadits dari Ibnu Umar ia berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari). Allah SWT berfirman kepada pemegang urusan (pemimpin), “Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kalian menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepada kalian. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.” (QS. An-Nisa : 58). Dan berfirman kepada rakyat yang dipimpinnya, “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulim Amri (pemimpin) di antara kalian. Kemudian, jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa : 59). Rasulullah saw adalah teladan dalam kepemimpinan. Allah SWT menjelaskan sifatnya, Dia berfirman, “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran : 159). Dan telah mengikutinya sahabat-sahabatnya dari Khulafaur Rasyidin yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib, semoga Allah meridhai mereka. Pemimpin yang adil akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah, dan Allah akan menaunginya di hari kiamat. Kepemimpinan itu adalah hak bagi orang yang kuat (punya kemampuan) dan amanah, bagi orang yang punya kekuatan dalam ilmu dan fisik. Dan bagi orang yang tidak mampu menunaikan hak (kepemimpinan)nya, maka janganlah ia memintanya dan jangan pula mendekatinya karena ia adalah kehinaan dan penyesalan di hari kiamat, sebagaimana Rasulullah saw bersabda kepada Abu Dzar Al-Ghifari, “Sesungguhnya (kepemimpinan) itu adalah amanah. Dan ia pada hari kiamat adalah kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambilnya dengan haknya, dan menjalankan kewajibannya.” (HR. Muslim).

1 komentar: